KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb.Alhamdulillah banyak nikmat yang allah berikan, tetapi sedikit sekali yang kita ingat. Segala puji hanya layak untuk allah atas segala berkat,rahmat,taufik serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga saya dapat menyelesaikan hasil laporan praktikum fisika dasar ini.
Dalam penyusunannya, saya mengucapkan terimakasih kepada asisten laboratorium yang telah membantu serta mengarahkan saya. dari sanalah semua kesuksesan ini berawal, semoga semua ini bisa mmeberikan sedikit kebahagiaan dan menuntun pada langka yan lebih baik lagi.
Meskipun saya berharap isi dari laporan praktkum ini bebas dari kesalahan, namun selalu ada yang salah. oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang ,e,bangun agar hasil laporam praktikum ini dapat lebih baik lagi.
Akhir kata saya megucapkan banyak terimakasij, semoga hasil laporan ini bermanfaat.
Yogyakarta, 15 Maret 2017
Praktikan
Endah Setyani
DAYA
HANTAR LARUTAN ELEKTROLIT
A.
TUJUAN PERCOBAAN
1.
Memahami asas jembatan wheatstone
2.
Menentukan daya hantar jenis suatu larutan
B.
DASAR TEORI
Jembatan wheatston
adalah suatu susunan rangkaian listrik untuk mengukur suatu tahanan yang tidak
diketahui besarnya. Kegunaan dari jembatan wheatstone adalah untuk mengukur
nilai suatu hambatan dengan cara arus yang mengalir pada galvanometer sama
dengan nol (karena potensial ujung-ujung nya sama besar). Sehingga dapat dirumuskan
dengan perkalian silang. Cara kerja dari jembatan wheatstone adalah sirkuit
listrik empat tahanan dan sumber tegangan yang dihubungkan melalui dua titik
diagonal dan pada kedua titik diagonal yang lain dimana galvanometer ditempat
seperti yang diperlihatkan pada jembatan wheatstone (prata,2009)
Dan umumnya alat
ini digunakan memperoleh ketelitian dalam melaksanakan pengukuran terhadap
suatu tahanan yang nilainya relative kecil sekali umpamanya saja: suatu
kebocoran dari kabel tanah atau korsleting dan sebagainya.
Jembatan
wheatstone adalah alat ukur yang ditemukan olej Samuel hunter cristie pada 1833
dan meningkatkan dan dipopulerkan oleh Sir Charles Wheatstone pada tahun 1843.
Ini digunakan untuk mengukur suatu yang tidak diketahui hambatan listrik dengan
menyeimbangkan dua kaki dari rangkaian jembatan, satu kaki yang mencangkup
komponen diketahui, kerjanya mirip dengan asli nyapotensiometer
(Marausina,2010)
Larutan adalah
suatu campuran dari dua atau lebih zat. Larutan dibagi menjadi 2, yaitu larutan
elektrolit dan nonelektrolit. Larutan elektrolit adalah suat zat yang apabila
dilarutkan dalam air akan menghasilkan suatu larutan yang dapt menghantarkan
arus listrik. Begitu juga sebaliknya. (sumardjo,20016).
Zat elektrolit
dalam air akan teruari menjadi ion-ion dan mereka akan bergerak kearah
elektroda yang muatannya berlawanan (ion negative akan bergerak ke elektroda
positif (anoda) dan ion positif akan
bergerak ke elektroda negative (katoda). Pergerakan ion-ion ini ekuivalen
dengan aliran electron sepanjang kawat logam. Dengan cara seperti ini, maka
larutanyang mengandung suatu elektrolit mampu menghantarkan arus listrik.
Arus listrik dapat
dianggap sebagai aliran electron yang bembawa aliran negative melalui suatu
pengantar. Perpindahan muatan ini terjadi karena adanya perbedaan potensial
antara dua tempat tersebut. Arus listrik akan mengalir dari tempat yang
potensialnya tinggi ke tempat potesial rendah.
Larutan elektrolit
dibagi menjadi 2, yaitu kuat dan lemah. Larutan elektrolit kuat ia memiliki
jumlah ion yang sangat banyak, sehingga daya hantar listriknya kuat. Contoh: CH3OH,
C2H5OH, C6H12O6, dll.
(timhikmah ilmu,2010)
Factor- factor
yang mempengaruhi daya hantar suatu larutan:
1.
Pengaruh konsentrasi.
Pada larusn encer, ion-ion dalam larutan mudah bergerak
sehingga daya hantarnya semakin besar. Pada larutan yang pekat, pergerakan ion
lebih sulit sehingga daya hantarnya menjadi lebih rendah.
2.
Jumlah ion yang ada
Daya hantar listrik larutan elektrolit dipengaruhi oleh
banyaknya ion-ion yang terdapat dalam larutan tersebut. Jumlah ion yang ada
tergantung dari jenis elektrolit kuat/lemah, dan konsentrasi. Semakin banyak
jumlah ion yang ada dalam larutan, maka semakin besar daya hantar listriknya,
begitu juga sebaliknya.
3.
Jenis larutannya.
Berdasarkan daya hantar listriknya, larutan dibagi
menjadi 2 yaitu larutan elektroli dan non elektrolit. Nah, jenis larutan
elektrolit inilah yang dapat menghantarkan arus listrik.
Jika sepasang elektroda dicelupkan kedalam larutan
elektrolit dan dialiri dengan sumber arus searah, mungkin ada kemungkinan arus
yang mula-mula besar menjadi mengecil, ini terjadi karena kemungkinan terjadi
peristiwa elektrolisis yang menyebabkan timbulnya lapisan di permukaan
elektroda. Hal ini menyebabkan daya hantarnya menjadi berkurang. Oleh karena
itu, untuk mencegah hal diatas, daya hantar listrik larutan elektrolit
digunakan arus bolak balik.
Jika dalam larutan elektrolit dihubungkan melalui kedua
elektroda, maka akan timbul medan listrik antara kedua elektroda tersebut,
akibatnya ion positif akan bergerak menuju ion negative untuk mengmabil
electron dari elektroda ini (oksidasi). Sedangkan ion negative akan bergerak
menuju elektroda positif untuk menyerahkan electron pada elektroda (reduksi).
Ini berarti dalam larutan terjadi penghantaran muatan dari elektroda yang satu
menuju elektroda yang lain dengan jalan diangkut oleh ion-ion.
C.
ALAT DAN BAHAN
1.
Galvanometer
2.
Jangka sorong
3.
Gelas ukur
4.
Kabel jumper
5.
Pipet
6.
Bejana gelas U
7.
Rangkain jembatan wheatstone
8.
Elektroda
9.
Larutan CuSO4
D.
PROSEDUR KERJA
1.
Menyiapkan alat dan bahan
2.
Mengukur dan mencatat diameter elktroda,
diameter dalam tabung U dan volume larutan
3.
Membuat rangkaian seperti digambar
4.
Mengisi tabung U dengan larutan CuSO4
100% sebanyak 100 ml (untuk tabung U kecil( dan 140 ml (untuk tabung U besar)
5.
Menghubungkan rangkaian kesumber listrik dan
menyalakan scalar
6.
Mengatur hambatan geser sehingga jarum di
galvanometer menunjukkan diangka 0, lalu mematikan scalar
7.
Mencatat scalar yang terukur pada hambatan geser
sebagai data R2 pad table laporan sementara. Lalu, melakukan minimal tiga kali
pengamatan R2 untuk tiap konsentrasi
8.
Mengulangi kegiatan 3 – 6 untuk larutan 80%,
60%, 40%, 20%,0% (untuk proses pengenceran mintalah petunjuk dari asisten)
9.
Merapikan kembal alat dan bahan seperti kondiisi
semula
E.
HASIL PERCOBAAN
Konsentrasi (%)
|
R2 (ohm)
|
Rata – rata
|
R3 (ohm)
|
Rata - rata
|
||||
1
|
2
|
3
|
1
|
2
|
3
|
|||
100
|
800
|
800
|
790
|
796,7
|
200
|
200
|
210
|
203,3
|
80
|
720
|
720
|
720
|
720
|
280
|
280
|
280
|
280
|
60
|
700
|
700
|
700
|
700
|
300
|
300
|
300
|
300
|
40
|
610
|
610
|
610
|
610
|
390
|
390
|
390
|
390
|
20
|
500
|
500
|
500
|
500
|
500
|
500
|
500
|
500
|
0
|
70
|
70
|
70
|
70
|
930
|
930
|
930
|
930
|
Diameter tabung = 2,28 cm
Diameter elektroda = 1,77 cm
Volume cairan = 160 ml
R1
= 2000 ohm
F.
ANALISIS DATA
G.
PEMBAHASAN
Daya hantar adalah
kemampuan setiap at untuk menghantarkan arus listrik. Sedangkan daya hantar
jenis larutan adalah kemampuan setiap satuan panjang untuk menghantarkan arus
listrik.hanya larutan elektrolit saja yang dapat menghantarkan arus listrik.
Dalam praktikum
ini, kita menggunakan larutan CuSO4 sebagai sampelnya. Karena
larutan CuSO4 merupakan salah satu larutan elektrolit yang mana akan
terjadi ionisasi ketika dilarutkan dalam air. Sehingga, molekul-molekul
terpecah menjadi ion (+) dan ion negative (-). Dan larutan CuSO4
merupakan larutan elektrolit kuat sehingga ia mampu mengionisasi secara
sempurna.
Biasanya, untuk
menentukan daya hantar jenis larutan menggunakan rangkaian jembatan wheatstone.
Kegunaa dari jembatan wheatstone adalah untuk mengukur nlai suatu hambatan
dengan cara arus yang mengalir pada galvanometer sama dengan nol (karena
potensial ujung-ujung nya sama besar). Syarat mutlak dari jembatan wheatstone
adalah jarum di galvanometer harus menunjukan angka nol. Ini artinya arusnya
harus sma dengan nol (keadaan setimbang).
Factor – factor
yang dapat mempengaruhi besar daya hantar dan daya hantar jenis suatu larutan
adalah banyak faktornya. Salah satunya adalah konsentrasi/ kepekaan suatu
larutan. Karena semakin pekat suatu larutan, maka ion ionnya mampu mengionisasi
semakin besar. Sehingga daya hantar jenis larutan tersebut semakin besar.
Begitu sebaliknya. Semakin encer suatu larutan, maka ion ion nya semakin
sedikit dan daya hantar jenis suatu larutan akan semakin kecil.
Dalam praktikum
ini, kita menggunakan cairan sebanyak 160 ml didalam tabung U. lalu, didalam
galvanometer sudah diketahui hambatan (R1) yaitu 2000 ohm. Diameter tabung nya
2,28 cm. dan diameter elektroda nya 1,71 cm.
Dalam praktikum
kali ini, kita memiliki tujuan yaitu untuk memahami asas jembatan wheatstone
dan menentukan daya hantar jenis suatu larutan. Jembatan wheatstone harus pada
kondisi seimbang (arus=0) atau tegangan kiri dan kanan sama. Pada praktikum
ini, kita memperoleh daya hantar jenis suatu larutan dalam berbagai
konsentrasi.
Untuk menghitung
daya hantar jenis larutan, kita menggunakan rumus:
∂ = 

Dimana,
L adalah volume tabung dibagi luas tabung.karena volume tabung dan luas tabung
nilainya sama tiap konsentrasi, sehingga besar L tiap konsentrasi sama, yaitu
39,22 ml/cm2. Lalu, A adalah luas elektroda, yaitu sebesar 2,46 cm2. Nilai A
tiap konsentrasi memiliki nilai nilai yang sama karena tiap konsentrasi kita
menggunakan elektroda yang sama. Lalu, Y adalah daya hantar larutan. Setiap
konsentrasi memiliki daya hantar larutan (Y) yan berbeda beda. Hal ini karena
daya hantar dipengearuhi oleh hambatan (R2 dan R3). Semakin pekat larutan, maka
nilai hambatan nya semakin besar. Segitu sebaliknya. Semakin encer larutan,
maka nilai hambatan nya semakin kecil.
Pada
larutan CuSO4 100% memiliki daya hantar 0,0312 ohm. Sedangkan konsentrasi 80 %
memiliki daya hantar jenis sebesar 0,021 ohm. Lalu, pada larutan CuSO4 60 %
memiliki daya hantar jenis sebesar 0,0187 ohm. Lalu untuk konsentrasi 40 %
memiliki daya hantar sebesar 0,0125 ohm. Untuk konsentrasi 20 % memiliki daya
hantar sebesar 7,972x 10-3. Untuk konsentrasi 0 % memiliki daya
hantar 5,995 x 10-4. Hal ini membuktikan bahwa semakin pekat suatu
larutan, maka daya hantar jenis larutannya semakin besar. Karena ion ion nya
semakin banyak. Begitu sebaliknya. Semakin encer suatu larutan, maka daya
hantar jenis ya semakin kecil karena ion ion nya semakin sedikit. Hal ini telah
sesuai denganteori yang ada.
H.
KESIMPULAN
1.
Jembatan wheatstone adalah sebuah
rangkaian yang digunakan untuk mengukur nilai suatu hambatan dengan cara arus
yang mengalir pada galvanometer sama dengan nol (hambatan kanan dan kiri sama)
2.
Daya hantar jenis larutan adalah
kemampuan setiap satuan panjang untuk menghantarkan arus listrik.
3.
Pada larutan pekat, ion ion nya semakin
banyak sehingga daya hantar nya semakin besar. Begitu sebaliknya.
4.
Pada larutan CuSO4 100% memiliki daya
hantar 0,0312 ohm. Sedangkan konsentrasi 80 % memiliki daya hantar jenis
sebesar 0,021 ohm. Lalu, pada larutan CuSO4 60 % memiliki daya hantar jenis
sebesar 0,0187 ohm. Lalu untuk konsentrasi 40 % memiliki daya hantar sebesar
0,0125 ohm. Untuk konsentrasi 20 % memiliki daya hantar sebesar 7,972x 10-3.
Untuk konsentrasi 0 % memiliki daya hantar 5,995 x 10-4.
I.
DAFTAR PUSTAKA
1.
http://kbs.jogjakota.go.id/upload/praktikum.doc.
Diakses pada tanggal 30 maret 2017 jam 16.05 WIB.
2.
http://digilib.unila.ac.id/2742/20/LAMPIRAN%2520-%2520LAMPIRAN.pdf.
Diakses pada tanggal 30 maret 2017 jam 16.15 WIB.
3.
https://fr.scribd.com/mobile/doc/132014418/Laporan-praktikum-Daya-Hantar-Listrik-pdf.
Diakses pada tanggal 31 maret pukul 17.00 WIB.
endahsetyani.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar